Selasa, 01 November 2011

Edukasi Pola Hidup Bersih & Sehat



Edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)bagi anak sekolah dasar
desa Juntinyuatdalam rangka memperingati hari Anak Nasional 23 juli 2011
“Mewujudkan anak Indonesia sehat, cerdas, berprestasi”





Tim KKP Desa Juntinyuat :Mumtaz-Sekar-Made-Eka-Shella-Anatola

Latar belakang
       Kabupaten Indramayu Kecamatan Juntinyuat Desa Juntinyuat merupakan salah satu tempat yang menjadi sasaran pelaksanaan program KKP (Kuliah Kerja Profesi) Institut Pertanian Bogor. Indramayu merupakan kabupaten dengan potensi produksi hasil pertanian yang cukup tinggi baik pertanian primer tanaman pangan, maupun jenis pertanian lainnya seperti perkebunan dan perikanan tangkap. Sebagai upaya optimalisasi kegiatan pertanian, pembinaan kesejahteraan masyarakat tani merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu, Fakultas Ekologi Manusia yang turut melaksanakan pengabdian masyarakat melalui program KKP berupaya untuk memberdayakan masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki kesejahteraan masyarakat tani Indramayu.
            Kegitan KKP (Kuliah Kerja Profesi) ini penting untuk dilakukan demi mewujudkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan taraf hidup ke arah yang lebih baik sehingga terbentuk masyarakat yang mandiri dan produktif. Oleh karena itu, demi pencapaian tujuan kegiatan ini perlu adanya dukungan dan partisipasi penuh dari segala pihak baik pemerintah desa, swasta, maupun masyarakat  Desa Juntinyuat.

Permasalahan dan program
Salah satu pokok permasalahan yang menjadi sorotan di desaini, adalah rendahnya kepedulian terhadap kesehatan lingkungan sekitar. Secara fisik, lingkungan Desa Juntinyuat, terutama daerah sekitar balai desa terlihat asri, bersih dan indah dipandang. Jarang terlihat sampah berserakan baik di jalan, ataupun sekitar pekarangan rumah. Namun selain itu, tampak aneh pula karena tidak terlihat keberadaan tempat pembuangan sampah atau tempat pembuangan sampah sementara masyarakat. Hal ini terjadi karena selama ini masyarakat menggunakan teknik pembakaran sampah rumah tangga setiap dua kali sehari, pagi dan sore di masing-masing pekarangan rumah. Terdapat pula beberapa warga yang menghanyutkan sampah ke aliran sungai irigasi sawah sehingga menyebabkan aliran irigasi tersumbat dan sungai tercemar.
       Pembakaran sampah di lingkungan pemukiman akan berdampak buruk bagi kesehatan. Asap yang dihasilkan berupa karbonmonoksida (CO) yang berpotensi mengganggu pernafasan jika terhirup. Selain itu, pembakaran sampah juga tidak ramah lingkungan, dengan menimbulkan aroma tak sedap  dan berpotensi merusak lapisan ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet (UV). Sedangkan membuang sampah ke sungai irigasi tentu merugikan masyarakat banyak. Musim kemarau yang mulai melanda wilayah pantai utara pula Jawa termasuk Indramayu, menyebabkan kegiatan pertanian menjadi sangat bergantung pada aliran irigasi yang berasal dari luar kabupaten. Tumpukan sampah yang tergenang di sungai irigasi, semakin menyusahkan petani karena aliran air menjadi terhambat. Oleh karena itu, perlu adanya upaya edukasi kepada masyarakat Desa Juntinyuat agar memahami pentingnya pola hidup bersih dan sehat dengan memperhatikan kebersihan lingkungan melalui pengolahan dan pembuangan sampah yang tepat dan ramah lingkungan.
       Masalah lain yag timbul akibat kondisi lingkungan yang kurang sehat, adalah tingginya prevalensi penyakit infeksi pada anak. Anak tidak diajarkan untuk membersihkan diri sebelum menyentuh makanan, atau mengkonsumsi minuman. Tentu saja bakteri dan kuman dengan mudah menginfeksi anak sehingga terjadi diare atau penyakit infeksi lainnya.
       Memperhatikan permasalahan di atas, dan dengan mempertimbangkan potensi dan kondisi masyarakat desa Juntinyuat, disusunlah program Penyuluhan Pola Hidup Bersih dan Sehat dengan dua tema utama yaitu 1) kebersihan lingkungan dan sampah, serta 2) cuci tangan gosok gigi. Kedua program ini disusun menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang disampaikan pada focus group discussion (FGD).

Hasil
            Penyuluhan yang dilaksanakan di salah satu lokal gedung sekolah berjalan dengan lancar. Media penyuluhan yang cukup menarik perhatian responden membuat materi yang disampaikan mudah diserap oleh anak. Oleh karena itu, lebih dari 70% siswa dapat menerima dan memahami materi dengan baik sehingga dapat menyadari pentingnya menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Siswa yang mengikuti program ini juga sekaligus menjadi agen perubahan yang akan menyampaikan kepada orang tua dan teman-teman mereka akan bahaya membuang sampah di aliran sungai irigasi atau membakarnyadi halaman rumah.
            Materi penyuluhan berisi tentang edukasi kebersihan lingkungan. Bahaya membakar sampah disampaikan melalui video animasi yang mudah dicerna oleh anak. Adapun poin pengelolaan sampah tidak disampaikan dengan lengkap karena kendala waktu dan dialihkan untuk disampaikan di lain waktu. Sebagai kelanjutan dari penyuluhan pola hidup bersih dan sehat I, dilaksanakan kegiatan Sabtu Bersih Sekolah pada tanggal 23 Juli 2011 setelah siswa melaksanakan karnaval hari anak nasional. Tampak antusias anak-anak dalam mebersihkan lingkungan mereka. Indikator keberhasilannya terlihat dari lingkungan yang menjadi bersih dan bebas dari sampah. MCK sekolah yang mulanya tidak berfungsi akibat kolam penampung airnya kotor, berlumut, dan dipenuhi sampah kini bersih dan dapat digunakan kembali. MCK inilah yang digunakan untuk praktek cuci tangan gosok gigi pada penyuluhan II. Tumpukan sampah yang selalu dibakar di tempat sampah sekolah, kini dibersihkan dan tidak dibakar kembali. Aliran air di selokan sekitar sekolah juga telah bersih dari tumpukan sampah.
            Sebagai lanjutan dari penyuluhan bertemakan “Lingkungan dan Sampah”, pihak sekolah menerima inisiatif penyuluh untuk melaksanakan Sabtu Bersih Sekolah sebagai aplikasi penyuluhan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari yang bertepatan dengan hari anak nasional 23 Juli 2011. Kegiatan diawali dengan karnaval memperingati hari anak nasional. Karnaval diikuti oleh seluruh siswa SD dan TK yang berjumlah sekitar 73 orang siswa SD dan 31 murid TK. Karnaval ini mengkampanyekan slogan Anak Indonesia Sehat, Cerdas, Berprestasi. Selain itu, momen ini dimanfaatkan pula untuk menunjukkan kondisi kebersihan lingkungan desa kepada siswa. Selesai mengelilingi desa, siswa kembali ke sekolah, dan mempersipakan diri untuk melaksanakan kerja bakti membersihkan sekolah. Objek pembersihan lingkungan sekolah ini adalah, teras sekolah, MCK, lapangan sekolah, dan saluran pembuangan air limbah sekitar sekolah. Indikator keberhasilan program ini adalah kondisi kebersihan lingkungan setelah pelaksanaan program dibandingkan dengan sebelumnya. MCK sekolah yang sebelumnya tidak layak pakai dan tidak berfungsi kini telah difungsikan kembali. Halaman sekolah termasuk teras dan lapangan terlihat bebas dari sampah dan rumput-rumput liar. Secara umum program dapat dikatakan berhasil.
            Penyuluhan pola hidup bersih dan sehat kedua dilaksanakan dengan tema yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada. Prevalensi penyakit infeksi di wilayah Juntinyuat masih terhitung tinggi. Didukung dengan kondisi lingkungan yang kurang sehat, dekat dengan bakaran sampah yang menjadi sumber penyakit, anak seringkali menderita diare. Hal ini terjadi akibat tidak dibiasakannya mencuci tangan sebelum makan sehingga kuman dan bakteri yang ada di sekitar lingkungan menginfeksi anak dengan mudah. Penyuluhan tentang cuci tangan dibarengi dengan edukasi pentingnya menggosok gigi.
            Media penyuluhan yang digunakan berupa booklet yang berisi materi tentang gosok gigi, video cara cuci tanganyang baik dan benar, serta replika mulut untuk simulasi cara gosok gigi yang benar. Kegiatan ini didukung penuh oleh puskesmas setempat, karena memang edukasi gosok gigi merupakan salah satu program dinas kesehatan daerah yang perlu disebarluaskan ke semua pihak. Sebagai kelengkapan praktek, penyuluh dan tim menyediakan sabun cuci tangan, lap kain dan pasta gigi, sedangkan  sikat gigi dibawa oleh masing-masing peserta. Terlihat antusias peserta yang besar dalam program ini, semua peserta mempersiapkan diri dengan membawa sikat gigi masing-masing bahkan ada yang membawa pasta gigi sendiri.
            Praktek dilaksanakan di MCK sekolah yang telah dibersihkan sebelumnya. Kran yang tersedia untuk praktek hanya berjumlah dua buah, sehingga perlu antri untuk melaksanakannya. Antrian ini sangat berguna untuk penyuluh. Selain dapat mengontrol satu per satu peserta yang mempraktekkan cuci tangan dan gosok gigi, tim penyuluh pun dapat sambil menguji materi yang telah diberikan sebelumnya. Lebih dari 70% peserta telah memahami materi penyuluhan, dan 100% peserta bersedia menerapkan cara cuci tangan dan gosok gigi yang benar.

Rekomendasi
            Potensi untuk menjadi desa yang bersih dan sehat bagi Desa Juntinyuat merupakan suatu yang sangat mungkin bahkan berpeluang besar. Sebagai upaya untuk mewujudkan impian besar ini, masyarakat Juntinyuat perlu dukungan dari semua pihak. Motivasi dan dorongan perlu terus diberikan oleh pemangku kebijakan dan pihak lain yang dapat membantu memberdayakan masyarakat dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Pelaksanaan program ini terlihat potensial untuk terus disebarluaskan dan ditanamkan dalam sanubari masyarakat sehingga kebersihan lingkungan yang telah tercipta, didukung dengan teknik pengelolaan sampah dengan metode yang baik bagi kesehatan dan benar menurut ekologi ramah lingkungan.
            Keberlanjutan program ini sangat diharapkan, oleh karena ituselepas kepergian mahasiswa KKPsebaiknya masyarakat setempat terutama pihak yang terlibat dalam kegiatan yang telah dilaksanakan berani untuk melanjutkan program ke tahap selanjutnya sehingga 10 poin PHBS dapat disampaikan kepada masyarakat bukan hanya siswa SDN Juntinyuat III tetapi juga siswa SD lainnya dan masyarakat lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar